SINGOSARI - Berdasarkan siaran Pers Kemendikbud pada Jumat (7/8) tentang penyesuaian kebijakan baru pembelajaran di masa pandemi COVID-19, maka SMA Negeri 1 Singosari mulai terapkan pembelajaran terbatas dan kombinasi antara daring-luring yang dimulai pada hari Senin (10/8) dengan berbagai ketentuan.
Dalam pelaksanaannya, pembelajaran daring dilakukan seperti biasanya, menggunakan berbagai situs/ aplikasi pembelajaran pada smartphone, seperti Google Classroom, Google Meet, YouTube, dan sebagainya. Sedangkan untuk teknis pelaksanaan pembelajaran luring, setiap angkatan siswa kelas X, XI, dan XII akan dibagi menjadi 2 kelompok belajar, berdasarkan nomor absen ganjil dan genap. Setiap harinya, akan ada 1 kelompok belajar yang melakukan proses pembelajaran di sekolah. Tentunya dengan tetap menerapkan berbagai protokol kesehatan.
Model pembelajaran daring-luring ini merupakan langkah alternatif untuk memaksimalkan proses pembelajaran. Para siswa dapat leluasa bertanya kepada guru mengenai materi yang sulit dipahami pada saat jadwal luring, dan pada saat jadwal daring difokuskan pada latihan soal/ pemantapan materi. Selain itu, hal ini juga dapat mengatasi berbagai masalah yang terjadi saat pembelajaran daring, khususnya terkait kendala jaringan internet, biaya pembelian kuota membengkak, hingga siswa yang mengeluh kebosanan. Dengan adanya pembelajaran luring/ tatap muka ini, diharapkan dapat mengurangi rasa stress/ bosan para siswa saat belajar di rumah.
“Menurut saya, penerapan sistem pembelajaran kombinasi daring-luring ini cukup efektif dalam mengatasi kesulitan saat belajar mandiri di rumah. Apalagi kalau belajar di rumah itu, kesannya terlalu membosankan. Kadang kita juga ingin berinteraksi dengan teman-teman di sekolah, ujar salah satu siswa di SMA Negeri 1 Singosari.
Di masa yang akan datang, diharapkan kegiatan belajar-mengajar secara daring maupun luring untuk SMA Negeri 1 Singosari dapat berjalan lebih baik lagi.
0 komentar