ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00-IDBLANTER.COM
ZDIRY-TUFWT-EBONM-EYJ00
BLANTERWISDOM105

Resensi Buku : Persona

Jumat, 09 April 2021

Kisah Azura, Sang Penyayat Tangan


 


Judul buku                  : Persona

Penulis                         : Fakhrisina Amalia

Penerbit                       : PT Gramedia Pustaka Utama

Kota penerbit              : Jakarta

Tahun terbit                 : 2016

Tebal halaman             : 248 halaman

            Persona adalah novel karya Fakhrisina Amalia keempat yang berhasil diterbitkan. Seperti buku-buku sebelumnya, novel Persona ini juga mengangkat tentang isu yang sedang marak terjadi di kalangan remaja, yaitu tentang penyakit mental. Selain karena jarang ditemukannya buku yang mengangat isu ini, Fakhrisina adalah seorang lulusan magister jurusan psikologi, ia merasa perlu menulis buku bertema penyakit mental untuk menyadarkan masyarakat seberapa pentingnya kesehatan mental terutama pada anak-anak dan remaja. Disamping itu, Fakhrisina juga menganggap kegiatan menulisnya ini merupakan self-therapy bagi dirinya untuk melupakan sejenak kepenatannya saat bekerja.

Novel Persona ini bercerita tentang salah seorang gadis SMA, bernama Azura,  yang menutup diri dari dunia dan memiliki hobi menyayat tangannya untuk menenangkan dirinya sendiri. Ia berasal dari keluarga yang berkecukupan, namun tidak harmonis. Orang tuanya seringkali bertengkar di rumah, sehingga Azura menyayat tangannya agar bisa melupakan sejenak permasalahannya.

Kehidupan Azura sedikit berubah saat ia berteman dengan Altair, siswa pindahan di sekolahannya. Meski awalnya Azura tidak menyambut baik kehadiran Altair, lambat laun Azura merasa senan dengan kehadiran Altair. Azura bahkan mulai berhenti menyayat lengannya sendiri berteman dengan Altair. Atair juga berjanji untuk selalu ada di samping Azura. Hal ini memberikan harapan bagi Azura untuk dapat keluar dari hidupnya yang cukup berantakan. Kepada Altair lah, Azura berkeluh kesah tentang keluarganya dan juga Kak Nara, kakak kelas yang disukai Azura.

            Lalu saat Azura telah nyaman dengan keberadaan Altair, Altair tiba-tiba saja menghilang setelah Azura menyatakan perasaannya. Tidak ada kabar satupun yang ia dengar tentang Altair. Setelah hilangnya Altair, Azura mulai kehilangan semangat hidupnya. Namun seiring berjalannya waktu, Azura mulai menata hidupnya kembali.

          Menginjak bangku perkuliahan, Azura memiliki teman baru bernama Yara, yang tak disangka ternyata adalah Kak Nara, seseorang yang ia sukai semasa SMA. Persahabatan Azura dengan Yara, membuat dirinya menjadi lebih dekat dengan Kak Nara dan keluarganya.

        Hingga suatu hari, Altair datang kembali ke kehidupannya yang telah berjalan normal dan memunculkan teka-teki rumit dalam hidupnya.

         Alasan saya sangat menyukai novel yang mengangkat isu tentang penyakit mental, karena memang genre ini tidak mudah untuk dibuat, penulis harus melakukan riset terlebih dahulu mengenai penyakit mental tersebut. Tak hanya itu, penulis juga harus membuat karakter yang sangat kuat, memberikan hal-hal yang berkaitan dengan psikologi yang mudah dicerna pembaca, membangun emosi pembaca agar seakan-akan dapat merasakan apa yang dialami oleh tokoh utama, dan masih banyak lagi.

            Pada novel Persona ini, penulis dengan sempurna menulis novel bergenre kesehatan mental. Latar dan deskripsi tokoh ia gambarkan dengan sangat jelas dan lengkap, sehingga pembaca dapat mengetahui dengan pasti latar belakang tokoh pada novel ini. Saya sangat suka gaya bahasa yang digunakan oleh penulisnya, penuturan yang disampaikan sangat rinci dan ringan, menggunakan bahasa sehari-hari. Meskipun penulis menggunakan bahasa yang tidak baku, namun tidak mengganggu alur cerita, bahkan kata-kata yang dipilih terkesan sopan. Ada beberapa kosakata Jepang yang diselipkan oleh penulis, tanpa diikuti catatan kaki, sehingga membuat saya harus mencari sendiri makna kata tersebut.

            Saat saya mulai membacanya, saya sedikit tidak fokus karena alur cerita yang cenderung lambat dan maju-mundur, membuat saya sedikit sulit untuk menikmati alurnya. Saya harus mengecek tanggal pada tiap bab untuk mengetahui kapan peristiwa itu terjadi. Namun, hal ini dapat tertutupi, karena penulis menuliskan alur dan plot cerita dengan sangat rapi dan tanpa cela, hingga pembaca akan hanyut dalam cerita dan melewatkan beberapa petunjuk yang tersirat mengenai arah cerita selanjutnya. Adanya plot twist (plot tak terduga) membuat novel ini menjadi lebih menarik.

         Banyak pelajaran yang dapat diambil dari kisah Azura. Salah satunya agar kita berusaha membuka diri dan menceritakan permasalahan yang kita alami kepada orang disekitar, serta jangan malah memendamnya sendiri apalagi melampiaskannya dengan perbuatan yang dapat merugikan kita sendiri. Selain itu, kita juga harus pandai-pandai memperhatikan kondisi orang-orang di sekitar dan tidak menyakiti perasaan mereka.

          Novel persona ini sangat cocok dibaca oleh para remaja sekolah menengah dan mahasiswa. Saya juga menganjurkan para orang tua untuk membaca novel ini, agar sadar bahwa peran orang tua sangat dibutuhkan anak-anak terutama remaja agar selalu memperhatikan kesehatan mental anaknya. 

Share This :

0 komentar