BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Di era globalisasi ini, teknologi telah berkembang dengan pesat. Hal itu
dibuktikan dengan adanya kemudahan mengakses internet untuk terhubung dengan
banyak orang dari berbagai belahan dunia tanpa harus bertatap muka secara
langsung, hanya menggunakan berbagai media soaial yang ada, seperti facebook,
instagram, twitter, path, dan lain-lain. Media sosial adalah media online yang
mendukung interaksi sosial dengan menggunakan teknologi berbasis web yang
mengubah komunikasi menjadi dialog interaktif dan merupakan salah satu
perkembangan teknologi yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan
bagi keberlangsungan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh manusia. Berdasarkan
hasil riset Wearesosial Hootsuite yang dirilis pada Januari 2019, pengguna
media sosial di Indonesia mencapai 150 juta atau sebesar 56% dari total
populasi. Sebagian besar dari pengguna tersebut adalah remaja. Media sosial
bagi para remaja merupakan hal yang penting tidak hanya sebagai tempat
memperoleh informasi yang mernarik tetapi juga sudah menjadi gaya hidup. Banyak
pelajar yang tidak ingin dianggap ketinggaan zaman karena tidak memiliki akun
media sosial.
Kemunculan media sosial memang masih menuai pro dan kontra hingga saat
ini. Di satu sisi banyak yang merasa diuntungkan, di sisi lain media sosial
dianggap memengaruhi kehidupan sosial secara nyata dan kesehatan mental. Media
sosial bisa membuat yang semula kawan jadi lawan, cinta jadi prasangka, bahagia
jadi sengsara dan emosi lainnya yang di luar nalar logika. Adanya media sosial
menjadikan khususnya remaja memiliki sifat terlalu terbuka akan dirinnya
dihadapan orang lain, bahkan dengan orang yang belum dikenalnya. Hal itu sangat
didukung dengan kemunculan smartphone yang menyediakan kebebasan bersosial
media dan provider yang menyediakan layanan sosial media dengan harga yang
murah. Dengan begitu remaja dapat melupakan batasan-batasan pergaulan yang
seharusnya mereka ketahui. Media sosial juga dapat membawa kita ke suatu pola
budaya yang akan merubah pola pikir yang pada akhirnya dapat membuat seseorang
menjadi kecanduan terhadap media sosial..
1.2
Rumusan
Masalah
1.
Faktor apa
yang membuat remaja kecanduan dalam menggunakan media sosial?
2.
Sejauh mana
dampak kecanduan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja?
3.
Bagaimana cara
mengatasi dampak kecanduan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental
remaja?
1.3
Tujuan
Penelitian
1. Mengidentifikasi faktor yang membuat remaja kecanduan dalam
menggunakan media sosial.
2. Mengidentifikasi sejauh mana dampak kecanduan penggunaan media
sosial terhadap kesehatan mental remaja.
3. Mengidentifikasi dampak kecanduan penggunaan media sosial
terhadap kesehatan mental remaja.
1.4
Manfaat
Penelitian
a.
Untuk penulis
i.
Mengetahui
faktor yang membuat remaja kecanduan dalam menggunakan media sosial.
ii.
Mengetahui
dampak kecanduan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
iii.
Mengetahui
dampak kecanduan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
b.
Untuk pembaca
i.
Mengetahui
faktor yang membuat remaja ketergantungan dalam menggunakan media sosial.
ii.
Mengetahui
dampak ketergantungan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
iii.
Mengetahui
dampak ketergantungan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
c.
Untuk remaja
i.
Mengetahui
faktor yang membuat remaja ketergantungan dalam menggunakan media sosial.
ii.
Mengurangi
dampak ketergantungan penggunaan media sosial terhadap kesehatan mental remaja.
iii.
Menerapkan
solusi untuk mengatasi dampak penggunan media sosial terhadap kesehatan mental
remaja.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Faktor
Penyebab Kecanduan Media Sosial
Media sosial memang terbukti menyebabkan kecanduan. Kegiatan ketika
seseorang segera membuka media sosial di smartphone adalah proses kecanduan
tahap awal. Tahap selanjutnya ketika seseorang merasa cemas menunggu balasan pesan
atau harapan ada pesan atas status yang kita buat di media sosial sehingga jika
mendengar nada dering pesan yang diharapkan, dapat menimbulkan perasaan lega.
Menurut sebuah survei, sejak kemunculannya media sosial telah membuat orang
mengecek ponselnya rata-rata 28 kali. Kecanduan media sosial, kecintaan yang
teramat berlebihan kepada medsos dapat melupakan prioritas seseorang kepada
lingkungan sekitar. Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan kecanduan media
sosial pada remaja yaitu sebagai berikut :
a.
Ajang mencari perhatian
Kemunculan media sosial
telah memberikan kebebasan kepada setiap penggunanya. Sudah menjadi suatu fakta
bahwa remaja di Indonesia gemar memposting segala sesuatu yang berhubungan
dengan dirinya di berbagai produk media sosial yang ada seperti instagram.
Telah banyak orang yang merasakan keresahan dalam hidup, lalu meluapkannya di
media sosial. Pada kenyataannya banyak remaja yang membuat status ketika ia
sedang sedih, hal itu dilakukan semata-mata untuk mencari perhatian dari orang
lain yang melihat statusnya. Rasanya seluruh dunia harus tahu apa yang ia alami
dan lakukan.
b.
Memicu perasaan senang
Media sosial dapat memberi
kemudahan dalam berbelanja dan menjual barang-barang kebutuhan sehari-hari.
Bagi seseorang yang sedang membutuhkan sesuatu namun tidak sempat untuk
membelinya di toko offline, peran media sosial sangatlah berarti dan dapat
menimbulkan rasa senang. Melihat status atau postingan orang lain yang sedang
bahagia juga dapat membuat pengguna media sosial merasakan hal yang sama.
Dengan adanya media sosial juga dapat memudahkan remaja dalam mencari informasi
mengenai idolanya dengan mudah.
c.
Rasa ingin tahu yang tinggi
Dengan adanya kemudahan
dalam mengakses informasi, membuat remaja selalu ingin tahu sesuatu yang sedang
terjadi di berbagai belahan dunia sehingga mereka selalu menghabiskan waktu
untuk memainkan media sosial.
d.
Keinginan untuk menjadi popular
Dengan pertumbuhan media
sosial yang terbilang progresif di Indonesia, bahkan disebut sebagai salah satu
pasar paling potensial di Asia, membuat banyak orang memanfaatkan berbagai
platform online untuk menjadi terkenal karena pada dasarnya setiap orang ingin
diakui dan hal itu bisa memberi kepuasan psikologi. Keinginan untuk eksis atau
populer diterjemahkan sebagai salah satu motivasi seseorang untuk beraktivitas
di media sosial. Sebuah penelitian bahkan menyatakan bahwa kebutuhan untuk
populer adalah prediktor terkuat yang mendorong orang untuk selalu bermedia
sosial. Dengan menjadi seseorang yang terkenal, mereka merasa akan lebih diakui
oleh orang disekitarnya.
e.
Tempat untuk mengetahui tren masa kini
Dalam media sosial terdapat
berbagai macam informasi mengenai gaya hidup masa kini yang berhubungan dengan
mode, makanan, dan hal yang menarik untuk diperbincangkan. Pengguna media
sosial khusunya remaja selalu ingin mengikuti perkembangan tren masa kini agar
tidak ketinggalan zaman. Hal ini lah yang membuat remaja sering menggunakan
media sosial.
f.
Adanya sindrom Fear of Missing Out
Fear of Missing Out atau
FoMo adalah suatu fenomena yang erat kaitannya dengan gen milenial. FoMo
merupakan sebuah fenomena kecemasan yang dirasakan oleh seseorang. Kecemasan
yang dialami terkait perasaan takut kehilangan atau tertinggal sesuatu oleh
keseruan yang kejadian di luar sana. Para peneliti menyatakan, semakin banyak
seseorang menghabiskan waktu pada media sosial, semakin besar kemungkinanmu
mengalami masalah kesehatan mental. FoMo turut menjadi salah satu alasan untuk
menghabiskan waktu di media sosial.
Seseorang yang sudah dilanda
FoMo akan merasa menyesal jika ia terlambat atau bahkan tidak ikut dalam sebuah
keseruan yang terjadi dan merasa bahwa mendapatkan informasi terkait pengalaman
atau aktivitas orang lain adalah sebuah kebutuhan. Jika sudah seperti ini,
membuka smartphone dan terhubung dengan dunia maya menjadi kebutuhan yang
sangat penting.
2.2
Dampak Kecanduan Media Sosial
Penggunaan media sosial yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Hal
ini bisa memberikan efek buruk bagi kesehatan mental. Kesehatan mental
merupakan sebuah kondisi dimana individu terbebas dari segala bentuk
gejala-gejala gangguan mental. Individu yang sehat secara mental dapat
berfungsi secara normal dalam menjalankan hidupnya khususnya saat menyesuaikan
diri untuk menghadapi masalah-masalah yang akan ditemui sepanjang hidup
seseorang dengan menggunakan kemampuan pengolahan stress. Melihat foto atau
video yang diunggah oleh seseorang, secara tidak langsung dapat memengaruhi
diri kita. Pengaruh tersebut berkenaan dengan harga diri dan penilaian terhadap
diri sendiri. Ketika seseorang membandingkan suatu unggahan terhadap keadaan
dirinya sendiri, dapat menimbulkan berbagai penyakit yang berhubungan dengan
mental. Persoalan nyata yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental yang
sering muncul dari media sosial antara lain :
a.
Tidak percaya diri
Saat menghabiskan banyak
waktu di sosial media, seseorang biasanya akan memperhatikan beragam unggahan
foto hingga kabar terbaru dari teman-teman yang mereka ikuti. Melihat unggahan
foto-foto yang indah tentang kehidupan pribadi orang lain di sosial media
terkadang akan memunculkan rasa tidak percaya diri dan menganggap jika diri
sendiri tidak lebih baik dari orang lain.
b.
Stress
Stress adalah keadaan ketika
seseorang mengalami tekanan yang sangat berat, baik secara emosi maupun mental.
Semakin sering seseorang menggunakan media sosial, semakin menjauhkan
kebahagiaan. Hal ini terjadi karena media sosial dapat memberikan seseorang
efek tidak puas dalam kehidupan nyata yang sedang dijalaninya karena semakin ke
sini, media sosial semakin menjadi ajang untuk pamer. Tak jarang, seorang yang
kena efek media sosial jadi sering membandingkan hidupnya dengan hidup orang
lain
c.
Cemas
Kecemasan yang disebabkan
media sosial ditandai dengan perasaan gelisah, khawatir, susah tidur dan
berkonsentras karena selalu terbayang-bayang dengan apa yang telah dilihatnya.
d.
Iri hati
Terlalu sering melihat
kebahagian orang lain dapat menimbulkan rasa rendah diri sekaligus iri hati.
Hal ini tentunya tidak baik bagi perkembangan remaja.
2.3
Solusi Mengatasi Dampak Kecanduan Media Sosial
Menggunakan media sosial haruslah diimbangi dengan kebijaksanaan dan
kecerdasan. Harus bisa memilah apa saja yang sekiranya kita butuhkan di media
sosial sehingga saat melihat media sosial, justru kita akan merasa terinspirasi
dan bahagia. Tak akan ada gunanya memiliki media sosial jika pada akhirnya kita
hanya merasakan depresi, kecemasan, hingga rasa iri hati dan obsesi berlebihan
karena akan buruk bagi kesehatan mental kita.
Perkembangan teknologi di era globalisasi memiliki pengaruh yang besar
terhadap hidup masyarakat dunia dalam berbagai aspek. Pengaruh tersebut salah
satunya berdampak pada perubahan kebiasaan manusia. Duduk berjam-jam, bahkan
seharian, menelusuri lini masa media sosial sudah menjadi sesuatu yang lumrah
di zaman sekarang. Namun, berdasarkan penelitian, kebiasaan ini bukan kebiasaan
yang baik. Terdapat beberapa cara untuk mengatasi kecanduan media sosial
khususnya bagi remaja sebagai berikut :
a.
Offline
sejenak dari media sosial
Alihkan penggunaan media
sosial dengan memperbanyak sosialisasi di kehidupan nyata, seperti dengan
keluarga atau teman yang mendukung dan peduli denganmu.
b.
Buat batasan yang tegas untuk penggunaan media
sosial
Hal ini bisa dilakukan
dengan menggunakan alarm atau stopwatch untuk mengontrol penggunaan media
sosial setiap harinya. Menurut para ahli, ketika seseorang sudah terbiasa
membatasi waktu yang digunakan di media sosial, akan membuat kita bisa mengatur
diri sendiri untuk tidak ketergantungan terhadap platform tersebut.
c.
Cari kegiatan yang lebih bermanfaat
Semakin sibuk seseorang
menghabiskan waktu di kegiatan lainnya seperti berolahraga, kumpul bersama
keluarga atau teman-teman, maka semakin tak ada waktu untuk terpaku pada media
sosial. Hal tersebut akan efektif untuk mengurangi intensitas berselancar di
media sosial.
d.
Gunakan secara bijak
Sebelum melakukan sesuatu di
media sosial ada baiknya dipikirkan terlebih dahulu karena menggunakan media
sosia dengan bijak akan mendatangkan berbagai macam manfaat.
e.
Matikan notifikasi
Dengan mematikan notifikasi,
seseorang akan lebih fokus dalam melakukan sesuatu yang sedang dikerjakan.
BAB III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kemunculan media sosial dapat
mempermudah kehidupan manusia, hampir semua kebutuhan manusia dapat
diselesaikan, mulai dari pemenuhan kebutuhan sehari-hari, bersosialisasi,
mencari informasi sampai kepada pemenuhan kebutuhan hiburan. Namun dibalik
manfaat tersebut terdapat dampak negatif khususnya bagi remaja yang merupakan
pengguna media sosial yang mendominasi di Indonesia. Penggunaan media sosial
yang berlebihan dapat menyebabkan kecanduan. Ternyata terdapat hubungan antara
kecanduan media sosial remaja dan kesehatan mental. Semakin sering seseorang
berselancar di media sosial, akan semakin memperbesar kemungkinan adanya
gangguan kesehatan mental, seperti tidak percaya diri, stres, cemas, dan iri.
Berselancar di media sosial secara berlebihan telah menjadi suatu budaya baru
bagi remaja Indonesia, adanya sindrom Fear of Missng Out menjadi salah satu
faktor yang menyebabkan mereka rela mengabisakan waktu berjam-jam di media
sosial. Menggunakan media sosial dengan bijak dapat mengurangi dampak keanduan
bagi remaja. Mereka harus bisa memilih apa saja yang sekiranya dibutuhkan di
media sosial sehingga saat melihat media sosial, justru akan merasa
terinspirasi dan bahagia. Tak akan ada gunanya memiliki media sosial jika pada
akhirnya kita hanya merasakan depresi, kecemasan, hingga rasa iri hati dan
obsesi berlebihan karena akan buruk bagi kesehatan mental.
0 komentar